Pada
dasarnya kebutuhan manusia itu berkaitan dengan kelangsungan hidup dan kepuasan
yang diinginkan. Kelangsungan hidup manusia merupakan suatu proses yang
berkesinambungan dan beragamnya kepuasan yang diinginkan menjadikan kebutuhan
manusia tidak terbatas. Seseorang apabila sudah terpenuhi kebutuhan akan
sandang, pangan, dan papan (perumahan) akan berfikir untuk memenuhi kebutuhan
lain. Misalnya, keinginan memiliki radio, televisi, sepeda motor, mobil, dan
sebagainya.
Kebutuhan manusia ternyata tidak
hanya bersifat konkret (nyata) saja, melainkan juga bersifat abstrak (tidak
nyata) misalnya rasa aman dan tentram, ingin dihargai dan dihormati, dan
sebagainya. Penyebab tidak terbatasnya kebutuhan manusia itu antara lain
sebagai berikut:
1. Semakin
bertambah jumlah penduduk
2. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Lingkungan
pergaulan atau tempat tinggal
4. Tingkat
kebudayaan manusia semakin maju.
Berikut ini macam-macam kebutuhan manusia, dapat
dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu berdasarkan intensitas kegunaan,
waktu, sosiobudaya, sifat, dan subyek yang membutuhkan.
1.
Menurut
intensitas kegunaan atau menurut tingkatannya
Berdasarkan intensitas
kegunaannya, kebutuhan dibedakan menjadi tiga yaitu kebutuhan primer, sekunder,
dan tertier.
a. Kebutuhan
primer
Kebutuhan
primer disebut juga kebutuhan pokok atau dasar, yaitu kebutuhan yang harus
dipenuhi karena sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Kebutuhan ini
meliputi makanan, pakaian, dan perumahan (pangan, sandang, dan papan). Agar
tetap hidup manusia membutuhkan makan setiap hari, berpakaian layak, dan
mempunyai tempat tinggal untuk menghindari sengatan matahari, siraman air
hujan, an pengaruh udara. Kebutuhan primer disebut juga kebutuhan pokok atau
dasar, yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi karena sangat penting bagi
kelangsungan hidup manusia. Apabila kebutuhan primer ini tidak terpenuhi, maka
manusia sulit untuk melangsungkan kehidupan dan mewujudkan jati diri sesuai
dengan kodratnya.
b. Kebutuhan
sekunder
Kebutuhan sekunder antara lain radio, televisi, meja, dan
kursi, tempat tidur dan sebagainya. Kebutuhan ini timbul setelah manusia dapat
memenuhi kebutuhan primer. Manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya
mempunyai kebutuhan yang berkembang seiring dengan tuntutan kepuasan yang
diinginkan. Kebutuhan sekunder sebenarnya tidak begitu penting untuk
diwujudkan, karena tanpa pemenuhan inipun manusia dapat tetap hidup.
c. Kebutuhan
tersier (lux)
Kebutuhan tertier atau
kebutuhan akan barang mewah antara lain villa, mobil mewah/ kapal pesiar dan
kebutuhan mewah lainnya. Setelah manusia mampu memenuhi kebutuhan primer dan
sekundernya maka akan timbul kebutuhan lain. Kebutuhan tersier timbul setelah
kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan tersier ini pada
dasarnya berkenaan dengan status atau prestise
seseorang, agar lebih dihargai oleh orang lain dan lebih terpandang. Batas
antara kebutuhan primer, sekunder, dan tersier untuk masing-masing orang
tidaklah sama. Hal ini berhubungan dengan kedudukan dan status ekonomi orang
tersebut ditengah masyarakat. Kemungkinan bagi orang tertentu, kebutuhan
sekunder akan menjadi kebutuhan tersier untuk orang yang lain. Misalnya TV
berwarna bagi golongan berpenghasilan tinggi merupakan kebutuhan sekunder,
sedangkan bagi mereka yang berpenghasilan rendah merupakan kebutuhan tertier.
2.
Menurut waktu
Berdasarkan waktunya, kebutuhan dibedakan menjadi kebutuhan sekarang,
kebutuhan mendesak, dan kebutuhan yang akan datang.
a. Kebutuhan
sekarang
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi saat
ini atau tidak dapat ditunda, misalnya kebutuhan pokok (makanan saat lapar) dan
kesehatan (obat untuk orang sakit).
b. Kebutuhan
mendesak
Merupakan kebutuhan yang kritis (tiba-tiba) dan sifatnya
insidental. Misalnya, bantuan kepada masyarakat yang terkena musibah atau
bencana alam, kebutuhan konsultasi kesehatan atau pengacara.
c. Kebutuhan
yang akan datang
Kebutuhan ini lebih mengarah pada persiapan-persiapan guna
menghadapi kebutuhan pada waktu yang akan datang, baik jangka pendek maupun
jangka panjang. Meskipun dapat ditunda, kebutuhan ini termasuk hal yang
penting, sebab dengan memenuhi kebutuhan ini manusia akan mempunyai jaminan
bagi hidupnya dimasa yang akan datang. Misalnya menabung di bank, asuransi, dan
tabungan hari tua bagi orang yang akan pensiun.
3.
Menurut
sosio-budaya
Pada dasarnya kebutuhan ini berkaitan erat dengan lingkungan
dan tradisi masyarakat sekaligus sifat-sifat psikologis manusia. Berkenaan
dengan haltersebut maka kebutuhan ini meliputi kebutuhan sosial dan kebutuhan
psikologis.
a. Kebutuhan
sosial
Dalam hidup bermasyarakat manusia biasanya mempunyai status
atau kedudukan tertentu yang mengharuskan seseorang untuk mempunyai atau
melaksanakan berbagai hal supaya dipandang layak dan pantas. Misalnya, pakaian
dinas bagi seorang pegawai negeri dan memberikan sumbangan bagi yang
membutuhkan. Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan yang timbul berkenaan dengan
tuntutan pergaulan atau hidup bersama dalam masyarakat.
b. Kebutuhan
ini berkenaan dengan sifat rohani manusia sehingga tidak bersifat ekonomis dan
tidak semuanya dapat dipenuhi dengan usaha ekonomi. Misalnya kebutuhan rasa aman, kebahagiaan, ketentraman, dan
kebebasan. Meskipun kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak bersifat ekonomis (tidak
dapat dibeli dengan uang), tetap saja ada segi ekonominya atau sangat
berpengaruh terhadap parilaku seseorang di bidang ekonomi. Misalnya kebutuhan
untuk membentuk rumah tangga atau keluarga memerlukan perlengkapan rumah tangga
dan uang yang tidak sedikit.
4.
Menurut sifat
Berdasarkan sifatnya, kebutuhan manusia dibedakan menjadi
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
a. Kebutuhan
jasmani atau material
Kebutuhan ini berkenaan dengan tuntutan fisik. Misalnya
kebutuhan akan minuman, makanan, dan pakaian yang cukup. Sekarang ini khususnya
di daerah perkotaan sudah semakin berkembang tempat-tempat untuk kegiatan
kebugaran jasmani yang pada dasarnya merupakan usaha manusia untuk memenuhi
kebutuhan jasmani. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kebutuhan jasmani
(material) merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk memelihara
badannya.
b.
Kebutuhan rohani (nonmaterial)
Kebutuhan ini berkenaan dengan tuntutan rohani sehingga
sifatnya tidak berwujud. Kebutuhan rohani berkaitan dengan tuntutan perasaan,
etika, dan keyakinan seseorang demi terpenuhinya kepuasan batin. Misalnya
kebutuhan orang akan rasa aman dan kebutuhan meyakini suatu agama atau
kepercayaan tertentu. Kebutuhan untuk memeluk agama atau kepercayaan tertentu
menjadikan seseorang merasa tentram dan mempunyai pegangan atau pedoman dalam
hidupya. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
menyebabkan kebutuhan ini semakin penting dirasakan manusia baik dalam
kedudukannya sebagai makhluk pribadi maupun makhluk sosial. Misalnya, untuk
menenangkan pikiran dari kesibukan kerja sehari-hari, seseorang atau sekelompok
berdarmawisata ke pantai.
c.
Menurut subyek
yang membutuhkan
Berdasarkan subyek yang membutuhkan, kebutuhan manusia
dibedakan menjadi kebutuhan individual dan kebutuhan kelompok atau kolektif.
a. Kebutuhan
individual
Kebutuhan ini berhubungan langsung atau diperuntukkan bagi
perseorangan. Manusia sebagai makhluk pribadi, mempunyai kepentingan atau
kebutuhan yang berbeda-beda. Misalnya kebutuhan pakaian seorang guru berbeda
dengan seorang petani atau buruh pabrik.
b. Kebutuhan kelompok atau kolektif
Kebutuhan yang dimanfaatkan atau dirasakan secara
bersama-sama dalam masyarakat disebut kebutuhan kelompok (kolektif). Misalya
kebutuhan adanya pasar, jalan, jembatan, listrik, dan rumah sakit.
Macam-Macam Barang Atau Benda Sebagai Alat Pemuas Kebutuhan
Keanekaragaman
kebutuhan manusia terjadi demi kelangsungan hidup dan kepuasan. Untuk memenuhi
kebutuhan yang beragam itu, manusia memerlukan alat pemuas kebutuhan. Alat-alat
tersebut berupa barang dan jasa. Barang atau benda merupakan pemuas kebutuhan
yang berwujud. Jasa merupakan pemuas kebutuhan manusia yang tidak berwujud.
Macam-macam
barang atau benda dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Menurut
Cara Memperoleh
Berdasarkan cara memperolehnya, barang dibedakan menjadi
barang ekonomi dan barang bebas.
a. Barang
atau benda ekonomi
Rumah, pakaian, makanan dan minuman, dan kendaraan merupakan
barang ekonomi. Barang ekonomi merupakan barang pemuas kebutuhan yang jumlahnya
terbatas, tidak sebanding dengan yang dibutuhkan masyarakat. Karena sangat
terbatas jumlahnya, maka diperlukan pengorbanan untuk mendapatkannya.
b. Barang
atau benda bebas
Barang bebas merupakan barang pemuas kebutuhan yang jumlahnya
tidak terbatas sehinggga untuk mendapatkannyatidak perlu mengeluarkan biaya
atau pengorbanan. Barang ini tersedia dalam jumlah yang melebihi dan merupakan
pemberian alam, seperti air laut, sinar matahari, udara, pasir dipadang pasir.
Ada kalanya barang bebasdapat berubah status menjadi barang
ekonomi. Misalnya apabila seseorang tinggal di dearah yang sumber airnya
melimpah, baik, dan jernih, maka air tersebut
merupakan barang bebas. Sedangkan untuk penduduk yang beriam di
kota-kota besar, air bersih umumnya diperoleh melalui jasa Perusahaan Air Minum
atau penjual air keliling. Dalam hal ini, air sudah berubah menjadi barang
ekonomi.
2. Menurut
Kegunaannya
Berdasarkan kegunaannya
barang dibedakan menjadi barang komsumsi dan barang produksi.
a. Barang
konsumsi
Barang konsumsi merupakan barang yang dapat igunakan atau
dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup. Barang ini sering disebut barang jadi
atau barang siap pakai. Misalnya sepatu, jam tangan, roti, minuman kaleng,
perabotan rumah tangga dan lain-lain. Barang konsumsi dapat dibedakan menjadi
dua yaitu barang konsumsi tidak tahan lama dan barang konsumsi tahan lama.
Barang konsumsi tidaka tahan lama merupakan barang yang dipakai sekaligus
habis, misalnya, roti, teh botol, makanan dan minuman lainnya. Barang konsumsi
taahn lama merupakan barang yang tidak habis sekali pakai, misalnya pakaian,
sepatu dan perabotan rumah tangga.
b. Barang
produksi
Bahan mentah, benang untuk
pabrik kain akan habis dalam sekali produksi, seang mesin-mesin, alat-alat
kantor, dan gedung tidak akan habis dalam sekali produksi termasuk barang
produksi. Barang ini disebut juga barang modal. Artinya barang yang digunakan
untuk menghasilkan barang-barang lain. Barang produksi ada yang satu kali habis
pakai dan ada yang tidak habis dalam satu proses produksi.
3. Menurut
Proses Pembuatannya
Berdasarkan proses
pembuatannya, benda dibedakan menjadi bahan mentah, barang setengah jadi, dan
barang jadi.
a. Bahan
Mentah (bahan baku)
Bahan mentah merupakan bahan dasar atau barang yang belum
mengalami proses produks. Misalnya kapas, kayu, rotan, padi, tembakau, kulit.
b. Barang
Setengah Jadi
Barang setengah jadi merupakan barang yang sudah diproses
tetapi belum siap pakai. Misalnya benang dari kapas untuk membuat kain
(tekstil) dan kopra dari kelapa untuk membuat minyak goreng.
c. Barang
Jadi
Barang jadi merupakan barang yang sudah diproses produksi dan
siap pakai untuk memenuhi kebutuhan. Misalnya, sepatu, pakaian, minuman dalam
keleng.
4. Menurut
Hubungannya dengan Benda Lain
Berdasarkan hubungannya
dengan barang lain, benda dibedakan menjadi barang substitusi dan barang
komplementer.
a. Barang
substitusi
Barang substitusi merupakan
barang pemuas kebutuhan yang pemakaiannya dapat saling mengganti. Misalya,
beras dengan jagung, tidak ada kain wol adapat diganti dengan wol sintesis,
mentega dengan margarine, dan sebagainya.
b. Barang
komplementar
Barang komplementer atau
barang pelengkap merupakan barang pemuas kebutuhan yang dalam penggunaannya
saling melengkapi. Barang ini baru dirasakan manfaatnya jika dipakai bersama
dengan barang pemuas kebutuhan yang lain. Misalnya tinta dengan bolpoint,
kamera dengan filmnya, bensin dengan kendaraan, dan kopi dengan gula.
Kegunaan Barang Pemuas
Kebutuhan
Barang akan bermanfaat apabila dapat memuaskan
kebutuhan manusia atau pada saat barang itu mempunyai nilai guna (utility).
Nilai guna barang ada beberapa macam, yaitu kegunaan bentuk, kegunaan dasar,
kegunaan tempat, kegunaan pemilikan, dan kegunaan waktu.
1. Kegunaan
bentuk (form utility)
Barang atau benda itu mempunyai nilai guna setelah diudah
terlebih dahulu dari bentuk aslinya. Kayu gelondongan akan mempunyai nilai guna
yang lebih tinggi apabila diubah bentuknya menjadi meja, kursi, lemari, dan
bentuk lainnya.
2. Kegunaan
dasar (elementary utility)
Kegunaan macam ini merupakan peningkatan dari bahan dasar
menjadi barang jadi yang mempunyai nilai guna lebih tinggi dari pada barang
atau bahan asalnya. Misalnya, kapas sebagai bahan dasar benag, benag sebagai
bahan dasar untuk membuat kain/ tekstil, kain/ tekstil merupakan bahan dasar
untuk membuat pakaian.
3. Kegunaan
tempat (utility of place)
Ada kalanya barang menjadi lebih berguna jika dipindahkan
ketempat lain. Misalnya, pasir yang da di sungai atau di daerah gunung berapi
(bekas letesan gunung berapi) akan sangat berguna setelah diangkut ke
tempat-tempat lain sebagai bahan bangunan.
4. Kegunaan
pemilikan (ownership utility)
Suatu barang akan menjadi lebih berguna apabila barang tersebut talah
dimiliki. Kegunaan pemilikan ini menunjuk pada pertambahan nilai guna barang
pemuas kebutuhan, sesudah barang itu dimiliki. Misalnya, laptop yang dipajang
ditoko akan mempunyai nilai guna lebih jika sudah dimiliki oleh seorang
(wartawan, pengarang, dan mahasiswa).
5. Kegunaan
waktu (time utility)
Kegunaan waktu ini menunjukkan bahwa barang pemuas
kebutuhan akan lebih menjadi berguna pada saat barang tersebut dimanfaatkan atau
digunakan. Misalnya jas hujan dan payung akan besar manfaatnya pada musim
penghujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar