Masalah Pokok Ekonomi yang
Dihadapi
Dalam menghadapi kelangkaan sumber daya, orang harus menetapkan pilihan
terbaik dari berbagai kemungkinan pilihan yang bisa dilakukan. Nah, untuk
menganalisis penentuan pilihan dan permasalahan ekonomi dapat digunakan
beberapa pedoman pertanyaan sebagai berikut.
1. Apa yang akan Diproduksi (What)
Pernahkah terpikir oleh Anda bagaimana asal usul barang dan jasa hingga
bisa memenuhi kebutuhanmu? Tentu saja barang-barang tersebut tidak asal dibuat
saja, melainkan seorang produsenharus mampu menguraikan pertanyaan ”what”.
Pertanyaan ini menyangkut tentang barang
apa yang akan dihasilkan dan berapa banyak jumlah yang akan diproduksi. Jadi,
pertanyaan ”what” untuk menentukan penggunaan satu sumber daya tertentu dan apa
yang akan dihasilkan.
2. Bagaimana (How)
Setelah Anda menjawab pertanyaan pertama, pertanyaan selanjutnya yaitu
bagaimana cara memperoleh atau memproduksi barang yang diinginkan tersebut. Ya,
pertanyaan ”how” untuk menentukan
bagaimana sumber daya disediakan, dialokasikan, dan dikombinasikan agar
mendapat hasil yang maksimal. Artinya, hasil yang diinginkan lebih banyak
daripada biaya yang dikeluarkan.
3. Untuk Siapa (For Whom)
Di sekitar tempat
tinggal Anda mungkin terdapat industri rumah tangga. Dari kegiatannya,
sebenarnya industri tersebut memproduksi barang untuk siapa? Untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam negeri ataukah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
luar negeri? Jika untuk konsumsi di dalam negeri, masyarakat manakah yang
menjadi target penjualan? Kemudian, bagaimana pendistribusiannya, apakah
melalui koperasi, pasar, toko, atau membeli langsung dari produsen?
Perbedaan Biaya Sehari-hari dengan Biaya Peluang
Untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, setiap orang akan berusaha untuk mendapatkan barang dan jasa.
Barang dan jasa yang dibutuhkan oleh setiap orang jumlahnya sangat terbatas dan
untuk mendapatkannya dibutuhkan pengorbanan terutama berupa uang. Banyaknya
uang yang di korbankan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari disebut biaya
sehari-hari. Biaya sehari- hari dapat dikeluarkan oleh rumah tangga keluarga
dan rumah tangga perusahaan. Biaya sehari-hari yang dikeluarkan oleh rumah
tangga keluarga biasanya berhubungan dengan kebutuhan rumah tangga seperti
biaya untuk membeli makan dan minum, pakaian, majalah, hiburan dan lain-lain.
Biaya sehari-hari yang
dikeluarkan oleh setiap orang berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh pendapatan,
selera, intensitas kebutuhan, lingkungan, adat-istiadat, agama dan lain-lain.
Dalam kehidupan sehari-hari
manusia selalu dihadapkan dengan masalah keinginan untuk mencukupi segala kebutuhannya
yang berupa alat pemuas kebutuhan. Manusia memiliki banyak kebutuhan dan
keinginan yang semuanya menghendaki pemenuhan. Padahal alat untuk memenuhi
kebutuhan jumlahnya sangat terbatas. Faktor keterbatasan atau kelangkaan itulah
yang mendorong manusia bekerja giat untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Sebab,
untuk memperoleh sarana atau sumber pemenuhan kebutuhan yang terbatas tersebut diperlukan pengorbanan ekonomis
yaitu harus mengeluarkan biaya untuk memenuhi kebutuhaannya.
Sedangkan biaya sehari-hari
yang dikeluarkan oleh perusahaan berhubungan dengan kegiatan usaha yang
dilakukan seperti biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja,
biaya iklan, biaya sewa, biaya bunga dan lain-lain. Biaya sehari-hari yang
dibayar dengan uang seperti biaya gaji, biaya bahan baku disebut biaya
eksplisit, sedangkan biaya sehari-hari yang tidak dibayar dengan uang seperti
biaya penyusutan peralatan, biaya pemakaian perlengkapan disebut biaya
implisit.
Selain biaya sehari-hari,
ada juga biaya yang dikeluarkan oleh setiap pelaku ekonomi baik perorangan
maupun perusahaan yaitu biaya peluang atau biaya kesempatan (opportunity cost).
Apakah biaya kesempatan itu? Biaya kesempatan adalah kesempatan untuk
mendapatkan keuntungan atau mendapatkan barang dan jasa yang dikorbankan karena
kita memiliki pilihan yang lain. Contoh biaya peluang antara lain sebagai
berikut :
1.
Jika kita memiliki kain 5 meter. Kain tersebut dapat digunakan untuk membuat
baju, membuat korden, membuat taplak meja dan sprei. Namun jika kita memilih
membuat baju, maka kesempatan kita untuk membuat korden, taplak meja dan sprei
hilang. Kesempatan yang hilang tersebut dinamakan biaya peluang.
2.
Pak Danu memiliki sebidang tanah seluas 1000 m2.Tanah tersebut sebetulnya dapat
ditanami tanaman-tanaman seprti singkong, pepaya, pisang dan lain-lain, tetapi
Pak Danu membiarkan tanah tersebut kosong tidak ditanami tanaman-tanaman.
Kesempatan untuk mendapatkan hasil tanaman yang hilang tersebut dinamakan biaya
peluang.
Dalam kehidupan sehari-hari,
pada umumnya pelaku ekonomi kurang memperhatikan biaya peluang yang
dikorbankan, sehingga banyak potensi atau sumber daya yang tidak dimanfaatkan
secara maksimal.
Biaya peluang timbul akibat
adanya kenyataan bahwa faktor produksi atau sumber daya ekonomi yang tersedia
bagi suatu perekonomian jumlahnya sangat terbatas atau langka. Sumber ekonomi
yang sangat terbatas tidak dapat seenaknya diambil dan digunakan, tetapi harus
diperoleh dengan pengorbanan. Misalnya Budi memiliki uang sebesar Rp
150.000,00. Ia ingin membeli tas senilai Rp 125.000,00, tetapi ia juga harus
membeli buku pelajaran senilai Rp 75.000,00. Ternyata, Budi memutuskan untuk
membeli tas daripada buku pelajaran. Dengan demikian, biaya peluang yang
dikorbankan Budi ialah senilai dengan harga buku pelajaran yang tidak terbeli,
yaitu Rp 75.000,00.
Dengan kenyataan adanya
kelangkaan / keterbatasan sumber ekonomis, manusia terpaksa mengadakan
pilihan-pilihan atau memilih peluang yang ada. Artinya bahwa apabila telah
dipilih penggunaan suatu sumber ekonomi berarti hilanglah alternatif penggunaan
sumber ekonomi yang lain. Jelasnya, untuk memperoleh suatu barang, haruslah mau
mengorbankan barang lain. Intinya bahwa bagaimana dengan biaya-biaya yang
tersedia manusia bisa memilih peluang/alternatif yang tepat untuk memenuhi
kebutuhannya.
Secara sederhana, biaya yang
dikorbankan Budi karena memilih tas daripada buku pelajaran ialah senilai harga
buku tersebut. Tetapi, biaya peluang yang muncul sebenarnya tidak hanya itu.
Biaya peluangnya senilai harga buku pelajaran ditambah dengan kesempatan
mendapat ilmu dan nilai yang lebih tinggi saat ujian. Jadi, biaya peluang dari
suatu pilihan termasuk semua resikonya, baik kehilangan uang maupun manfaat
lain yang menyertainya.
Kelangkaan atau keterbatasan
memaksa kamu untuk memilih salah satu dari beberapa kebutuhan yang harus
dipenuhi. Artinya, kamu akan melepas peluang atau kesempatan untuk memenuhi
satu jenis kebutuhan lainnya.
Biaya peluang ini akan
muncul karena kamu harus memutuskan apa saja yang dapat dilakukan dengan waktu
dan pendapatan yang terbatas. Mungkin kamu sering bertanya: "Haruskah saya
naik bus kota atau berjalan kaki untuk tiba di sekolah?" atau
"Haruskah saya meneruskan kuliah atau langsung bekerja setelah tamat
SMA?" Jika kamu sering menghadapi dua hal yang harus kamu pilih, artinya
kamu dihadapkan pada biaya peluang. Mengapa demikian? Karena satu pilihan yang
kamu ambil menyebabkan pilihan lainnya tidak dapat kamu kerjakan coba kamu
hitung dan bayangkan berapa banyak biaya peluang yang telah kamu ambil dalam
kehidupanmu sehari-hari.
Biaya peluang juga dapat
digambarkan melalui kurva kemungkinan produksi (Production Possibilities
Frontier - PPF). Tabel kemungkinan produksi menunjukkan kombinasi dari dua
komoditi yang dihasilkan oleh masyarakat dengan menggunakan seluruh sumber daya
dan teknologi terbaik yang mereka miliki.Tabel tersebut juga menunjukkan
banyaknya komoditi yang harus dikorbankan agar dapat memproduksi komoditi lain
dalam jumlah yang lebih banyak. Jika suatu tabel kemungkinan produksi diubah
dalam bentuk grafik, kamu akan mendapatkan sebuah kurva kemungkinan produksi
(Production Possibilities Frontier Curve). Berikut ini contoh tabel dan kurva
kemungkinan produksi sandang dan pangan.
Biaya kesempatan
(Opportunity Cost) atau biaya peluang, adalah biaya yang kita terima bila kita
memilih suatu kegiatan. Berbeda dengan biaya sehari-hari, biaya peluang muncul
dari kegiatan alternatif yang tidak bisa kita lakukan. Seperti jika ingin
menonton film di bioskop, ada opportunity cost yang ditimbulkan. Opportunity
cost yang timbul misalnya dari segi waktu dan biaya, dengan menonton film di
bioskop kita dapat menghemat waktu, dibandingkan dengan membaca buku atau novel
yang juga menceritakan tentang film yang diputarkan di bioskop. Dalam waktu ± 2
jam saja kita dapat mengetahui hampir seluruh cerita dari novel yang difilmkan
dengan menonton di bioskop. Kita juga tidak perlu membayangkan atau
berimajinasi seperti halnya membaca buku atau novel, karena dengan menonton
film sudah terlihat jelas apa yang sebenarnya ingin disampaikan. Selain itu
biaya yang dikeluarkan untuk menonton film dibioskop juga lebih terjangkau
dibandingkan dengan membeli CD/DVD film tersebut, biaya yang dikeluarkan akan
lebih besar. Jadi opportunity cost dari menonton film di bioskop dapat dilihat
dari segi waktu dan biaya.
Produksi merupakan kegiatan
untuk menambah atau meningkatkan nilai guna barang/jasa. Usaha melakukan
produksi memerlukan tenaga kerja. Jadi, dengan adanya kegiatan produksi akan
menambah adanya kesempatan kerja bagi angkatan kerja.
Namun, dengan adanya
kemajuan teknologi seperti adanya mekanisasi atau komputerisasi dapat
mengakibatkan hilangnya kesempatan kerja. Begitu juga perubahan sistem produksi
dari efisiensi tenaga kerja menjadi efisiensi modal. Jadi, faktor yang dapat
menyebabkan hilangnya kesempatan kerja adalah berhenti dan berpindahnya
kegiatan produksi, adanya mekanisasi dan komputerisasi serta produksi dengan
sistem efisiensi modal.
Tabel 1.1 Kemungkinan
Produksi Sandang dan Pangan
Alternatif/Titik
|
Unit Pangan
|
Unit Sandang
|
Biaya Tambahan Pangan
|
A
B
C
D
E
|
0
1
2
3
4
|
10
9
7
4
0
|
1
2
3
4
|
Sumber : Paul A. Samuelson
dan William D. Nordhaus, 2002
12
●A
9 ●B
●C ●F
6 ●G
●D
3
0 ●E
1 2 3
4 5
Gambar 1.7 Kurva Kemungkinan
Produksi
Tabel 1.1 menunjukkan
bahwa pergerakan dari titik A ke B menunjukkan pengurangan produksi jumlah
sandang dari 10 ke 9. Faktor-faktor produksi yang dikorbankan sudah cukup untuk
memproduksi 1 unit bahan pangan yang pertama.Pergerakan dari B ke C
memperlihatkan bahwa masyarakat harus mengorbankan 2 unit sandang untuk
mendapatkan 2 unit bahan pangan. Begitu seterusnya sampai pada pergerakan dari
titik D ke titik E. Jadi, produksi pangan dapat terus ditambah jika produksi
sandang juga terus dikurangi.
Gambar 1.7 merupakan Tabel 1.1 yang disajikan
secara grafis. Pergeseran dari titik A sampai titik E menunjukkan produksi
pangan yang semakin meningkat. Garis AE juga menjadi batas produksi dari
kombinasi sandang dan pangan. Artinya, produksi disepanjang garis (titik A, B,
C, D, dan E) merupakan produksi tertinggi atau maksimum yang dapat dilakukan
masyarakat.
Coba kamu
perhatikan titik F ke G. Titik di dalam wilayah kurva kemungkinan produksi,
misalnya titik G, menandakan bahwa kegiatan ekonomi tidak memanfaatkan seluruh
sumber daya yang tersedia. Sementara itu, titik diluar kurva, misalnya, titik
F, tidak dapat dicapai dengan sumber daya atau teknologi yang tersedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar